Jumat, 04 Desember 2015

Produksi Krupuk Saguh

Pembinaan Posdaya Dalam Produksi Krupuk Saguh Desa Bulay

Lokasi Produksi Krupuk Saguh
Salah satu dari program Posdaya Masjid Miftahul Hidayah adalah memberikan binaan bagi kaum hawa yang tergolong keluarga pra sejahtera. Untuk mengimplemintasikan program tersebut, posdaya memberikan binaan khusus dalam produksi “Krupuk Saguh”. Mungkin di kota-kota lain krupuk ini belum ada, namun untuk masa-masa yang akan datang produk ini akan menjadi sasaran seluruh Masyarakat Indonesia khsusnya bagi yang suka rujakan. Seperti halnya di awal-awal produksi, krupuk saguh ini hanya dikenal di lingkungan desa saja, namun saat ini sudah mulai dikenal oleh beberapa kota, seperti Kota Pamekasan, Sumenep dan Sampang. Sampai saat ini tidak banyak daerah yang bisa memproduksi krupuk saguh, sehingga bagi mereka yang ingin membelinya harus datang langsung ke Desa Bulay yang merupakan salah satu satunya tempat produksi krupuk saguh.

Proses Penyangraian Menggunakan Pasir

Proses pembuatan krupuk saguh memerlukan waktu setengah hari sampai satu hari agar bisa dikonsumsi, mulai dari tahap awal pembuatan adonan, proses pembentukan krupuk saguh, penjemuran dan yang terakhir menyangrainya dengan menggunkan pasir halus, bersih dan higienis, sehingga tidak akan berminyak. Sebagai bahan pengembang krupuk, cukup menggunakan air kapur (landhan kapor), beda dengan krupuk lainnya yang mayoritas menggunakan obat kimia.

Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat krupuk saguh di antaranya tepung kanji, tepung saguh yang berasal dari ketela pohon, garam dan yang terakhir air kapur (landha kapor). Untuk memproduksi 100 lembar krupuk saguh cukup menyediakan 1 (satu) kilo gram tepung kanji, ½ (setengah) kilo gram tepung saguh, satu genggam garam dan yang terakhir 100 ml air kapur.

Pemasaran Krpuk Saguh di Depan Masjid Miftahul Hidayah

Semoga apa yang menjadi kegiatan Posdaya ini memberikan manfaat bagi kita semua khususnya bagi ibu-ibu rumah tangga yang ingin mempunyai pendapatan tambahan guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.

0 komentar

Posting Komentar